Judul buku : Totto chan Gadis cilik di jendela
Pengarang : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi :
Ketujuh, 2010
Halaman : 272 halaman
Sinopsis :
Totto chan, seorang gadis kecil yang dianggap nakal oleh guru-guru SD nya. Bahkan mamanya sangat sering dipanggil ke sekolah Totto chan gara-gara tingkah lakunya yang aneh. Seperti, menggambar tanpa mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya, selalu mengulang-ulang membuka loker mejanya untuk megambil satu benda kemudian memasukannya kembali yang tentu saja mengganggu proses belajar, dan memanggil para pemusik jalanan lewat jendela kelasnya serta menyuruh mereka bermain musik. Akibatnya, seisi kelas menjadi gaduh dan tidak terkendali sehingga membuat guru dan kepala sekolahnya marah.
Karena kenakalannya, Totto chan dikeluarkan dari sekolah, kemudian ia pindah ke
sebuah sekolah ajaib bernama Tomoe Gakuen. Pak Kobayasi, sang kepala sekolah
menerima Totto chan dengan senang hati. Tomoe Gakkuen adalah deretan gerbong
kereta api yang diubah menjadi ruang kelas. Di sekolah barunya kini, ia dapat
bebas belajar apa saja tanpa terkekang oleh jadwal. Pak Kobayasi mempersilakan
seluruh murid-muridnya belajar apa saja yang disukainya.
Setiap makan siang pun selalu penuh dengan canda tawa. Pak Kobayasi menyuruh
murid-muridnya bekal “sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung”. Murid-murid tertawa
dan bertepuk tangan menanggapi cerita seorang murid yang kebagian bercerita
sesuai jadwalnya di setiap makan siang.
Suatu hari sekolah Tomoe Gakuen kedatangan gerbong baru yang membuat
Totto chan dan teman-temannya gembira. Mereka bahkan menginap di sekolah dengan
membawa bantal dan selimut sendiri. Akhirnya pada waktu tengah malam datanglah
gerbong baru yang mereka tunggu-tunggu.
Totto
chan mempunyai seorang teman akrab bernama Yasuaki chan. Mereka senang
melakukan petualangan. Namun sayang, belum lama mereka menjalin persahabatan
Yasuaki chan meninggal karena penyakit polio.
Perang dunia kedua mulai melanda Jepang
sekolah yang sangat mereka cintai hancur terbakar akibat bom yang dijatuhkano
oleh pesawat amerika di langit Tokyo. Semua canda tawa mereka seakan sirna dan
tidak berbekas. Totto chan dan teman-temanya berpisah untuk mengungsi ketempat
yang aman serta berharap bisa bertemu di lain waktu.
Kelebihan :
●Buku yang mengajarkan
sebuah metode pendidikan yang sebenarnya. Dimana siswa tetap senang dengan
pelajaran sekolah yang sesuai dengan bakat dan minat siswa tanpa kekangan.
●Buku ini
menampilkan karakteristik seorang guru dan kepala sekolah yang patut di contoh.
Seperti guru yang penyayang dan bijaksana.
●Mengajarkan kita
tentang arti persahabatan yang sebenarnya tanpa memandang perbedaan.
●Buku ini juga
menampilkan sosok orang tua yang sabar menghadapi masalah yang dialami anaknya
dan tetap menyayangi anaknya yang berbeda dengan anak-anak sebayanya.
Kekurangan :
●Bahasa yang
digunakan masih menggunakan kata yang sering diulang.
●Pada pertengahan
cerita dirasa cukup membosankan.
Unsur
intrinsik :
1.
Tema
Temanya adalah pendidikan. Buktinya “Totto
chan mencari sekolah yang sesusai dengannya.”
2.
Tokoh
dan Penokohan
Tokoh
|
Penokohan
|
Bukti
|
●Totto
chan
|
Memiliki rasa ingin tahu yang besar dan
berani
|
●Totto chan selalu penasaran dengan
hal baru yang ia lakukan, seperti membuka dan menutup laci meja secara
berulang-ulang dan memasukkan kepanya kedalam kakus. Ia melakukanya tanpa ada
rasa takut.
|
●Mama
Totto chan
|
Sabar dan penyayang
|
●Mama tidak pernah menyalahkan Totto
chan, walaupun ia telah di keluarkan dari sekolah dan mama tetap menyayangi
Totto chan yang dianggap nakal oleh guru SD pertamanya.
|
●Pak
Kobayasi
|
Baik hati dan bijaksana
|
●Pak Kobayashi menerima Totto chan
sebagai murid baru di sekolahnya, walaupun Totto chan memiliki sifat yang
berbeda dengan anak-anak sebayanya dan ia mendidik murid-muridnya dengan
bijaksana.
|
●Yasuaki
chan
|
Suka berpetualang dan periang
|
●Yasuaki chan suka melakukan
petualangan dengan Totto chan dan ia sering membuat teka-teki humor yang
membuat teman-temanya tertawa.
|
3.
Latar
Latar Tempat
|
Bukti
|
Sekolah Tomoe Gakuen
|
Totto chan memiringkan kepalanya
untuk membaca nama sekolah barunya yang bernama Tomoe Gakuen.
|
Kota Tokyo
|
Mama tetap tinggal di Tokyo bersama
Papa yang harus bekerja.
|
Stasiun
Jiyugaoka
|
Mereka turun dari kereta Oimachi di
Stasiun Jiyugaoka.
|
Latar Waktu
|
Bukti
|
Siang Hari
|
Jam makan siang yang sudah
dinanti-nantikan Totto chan dengan tak sabar.
|
Sore Hari
|
Setiap pulang sekolah di sore hari,
pakaiannya selalu robek.
|
Malam Hari
|
Sekolah Tomoe Gakuen terbakar,
kejadiannya pada malam hari.
|
Latar Suasana
|
Bukti
|
Menyenangkan
|
“Asyik!” semua murid berteriak
sambil melompat-lompat, karena akan berenang di kolam sekolah.
|
Menegangkan
|
Pesawat-pesawa itu akhirnya muncul
di langit Tokyo dan mulai menjatuhkan bom setiap hari.
|
Menyedihkan
|
Para murid Tomoe masih merasa sedih,
karena Yasuaki chan telah meninggal.
|
4.
Alur
Alur ceritanya adalan mundur. Karena
sang penulis menceritakan kehidupan masa lalunya ketika masih sekolah dan terjadi
perang dunia II di Jepang.
5.
Sudut
Pandang
Sudut pandang penulis adalah orang
ketiga sebagai pengamat. Buktinya terletak pada kalimat “ Hari itu hari pertama
masuk sekolah setelah liburan musim semi. Pak Kobayashi berdiri di depan
anak-anak yang berkumpul di halaman sekolah. Seperti biasa, tangannya
dimasukkan ke dalam saku. Tapi, tapi kali ini dia tidak mengatakan apa-apa
sampai beberapa lama. Kemudian dia mengeluarkan tangan dari saku dan memandang
anak-anak. Kelihatannya dia baru menangis.”
6.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa novel Totto chan
menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Karena novel ini di terbitkan pada
tahun 1981, yang pada masa itu masyarakat masih menggunakan bahasa baku.
7.
Amanat
Sabar dan tetap semangat dalam
mencari ilmu, walaupun terkadang ada kendala yang menghadang. Buktinya “Totto
chan tetap semangat walaupun ia telah di keluarkan dari sekolah pertamanya dan
dengan cepat ia beradaptasi dengan sekolah barunya.”
Unsur Ekstrinsik :
1. Sejarah Pengarang
Tetsuko
Kuroyanagi lahir 9 Agustus 1933 di Tokyo. Tetsuko Kuroyanagi adalah seorang
aktris Jepang internasional yang terkenal, seorang pembawa acara talk show,
seorang penulis buku anak terlaris , World Wide Fund untuk penasihat Alam, dan
Goodwill Ambassador untuk UNICEF. Dia terkenal dengan karya amal, dan dianggap
sebagai salah satu selebriti Jepang pertama yang mencapai pengakuan
internasional. Pada tahun 2006, Donald Richie dimaksud Kuroyanagi dalam bukunya
Potret Jepang: Foto-foto Orang yang berbeda-beda sebagai "yang paling
populer dan dikagumi wanita di Jepang" .
Pada tahun 1981
menandai sebuah titik balik dalam karirnya, sebagai anak-anak Kuroyanagi
menerbitkan bukunya Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela, di mana Kuroyanagi
menulis tentang nilai-nilai pendidikan konvensional yang ia terima di sekolah
Tomoe Gakuen dasar selama Perang Dunia II, dan gurunya Sosaku Kobayashi. Buku
ini dianggap memoar masa kecilnya, dan setelah rilis, menjadi buku laris dalam
sejarah Jepang. Buku ini pertama kali diterjemahkan ke Bahasa Inggris tahun
1984 oleh Dorothy Britton, dan diterbitkan di lebih dari 30 negara.
2.
Nilai-nilai
Dalam Cerita
· Nilai Agama
Nilai agama yang
terkandung pada cerita novel tersebut adalah berdoa kepada tuhan. Buktinya “
Para murid Tomoe Gakuen melantunkan doa-doa diiringi
dentingan piano
layaknya para peziarah yang mendaki gunung Fuji.”
· Nilai Sosial
Nilai social yang
terkandung adalah Teman-teman Yasuaki chan dengan suka rela menghadiri dan
mendoakan Yasuaki chan yang telah meninggal. Buktinya“Dengan tertib murid-murid
dari Tomoe Gakuen menghadiri pemakaman Yasuaki chan. Mereka sedih menyadari
teman baik mereka telah tiada.”
· Nilai Budaya
Nilai budaya yang
tekandung adalah tradisi perjamuan minum teh di Jepang. Buktinya “teh hijau
diminum berkali-kali sepanjang hari di Jepang, tapi itu tidak di hubungkan
dengan kegiatan menjamu. Karena memakai teh bubuk khusus, sehingga dalam
upacara minum teh itu menjadi berbeda.”
· Nilai Moral
a.
Nilai
moral yang buruk yaitu, perilaku guru SD pertama Totto chan yang terlalu
mempersoalkan perbedaan pada diri Totto chan dan mengeluarkannya dari sekolah.
Buktinya “Setelah berkata demikian, guru itu bangkit berdiri dan mengucapkan kalimat penutup dengan dingin, “saya bukan
satu-satunya guru yang kesal. Guru di kelas sebelah juga mendapat kesulitan.”
Jelas pada saat itu Totto chan telah dikeluarkan dari sekolahnya.”
b.
Nilai
moral yang baik yaitu, kepala sekolah Tomoe Gakuen yang sabar dengan perilaku
Totto chan. Buktinya “ kebanyakan orang dewasa akan marah apabila mendapati
Totto chan tengah mengeluarkan kotoran dari dalam kakus untuk mengambil
dompetnya yang tercebur. Namun, Pak Kobayasi hanya tersenyum sambil berkata,”
masukkan kembali jika sudah selesai, ya.”
thankyou for help me doing my school task by posting this kind of articles! :D
BalasHapusawww
BalasHapus<a href="http://www.nekonimev2.web.id>NEKONIMEV2</a>
BalasHapusEmm, saya pikir novel ini memiliki latar belakang yang unik, novel dengan penuh nilai pendidikan dan moral ini wajib NEKONIMEV2 tonton
BalasHapusIngin tau unsur psikologi pendidikan dari cerita ini
BalasHapusma kasih ya, PR saya jadi jauh lebih mudah
BalasHapus