Jumat, 11 Januari 2013

resensi novel Totto chan





Judul buku      : Totto chan Gadis cilik di jendela
Pengarang       : Tetsuko Kuroyanagi 
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi                : Ketujuh, 2010
Halaman         : 272 halaman 



Sinopsis :

                 Totto chan, seorang gadis kecil yang dianggap nakal oleh guru-guru SD nya. Bahkan mamanya sangat sering dipanggil ke sekolah Totto chan gara-gara tingkah lakunya yang aneh. Seperti, menggambar tanpa mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya, selalu mengulang-ulang membuka loker mejanya untuk megambil satu benda kemudian memasukannya kembali yang tentu saja mengganggu proses belajar, dan memanggil para pemusik jalanan lewat jendela kelasnya serta menyuruh mereka bermain musik.  Akibatnya, seisi kelas menjadi gaduh dan tidak terkendali sehingga membuat guru dan kepala sekolahnya marah.
                Karena kenakalannya, Totto chan dikeluarkan dari sekolah, kemudian ia pindah ke sebuah sekolah ajaib bernama Tomoe Gakuen. Pak Kobayasi, sang kepala sekolah menerima Totto chan dengan senang hati. Tomoe Gakkuen adalah deretan gerbong kereta api yang diubah menjadi ruang kelas. Di sekolah barunya kini, ia dapat bebas belajar apa saja tanpa terkekang oleh jadwal. Pak Kobayasi mempersilakan seluruh murid-muridnya belajar apa saja yang disukainya.
                Setiap makan siang pun selalu penuh dengan canda tawa. Pak Kobayasi menyuruh murid-muridnya bekal “sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung”. Murid-murid tertawa dan bertepuk tangan menanggapi cerita seorang murid yang kebagian bercerita sesuai jadwalnya di setiap makan siang.
               Suatu hari sekolah Tomoe Gakuen kedatangan gerbong baru yang membuat Totto chan dan teman-temannya gembira. Mereka bahkan menginap di sekolah dengan membawa bantal dan selimut sendiri. Akhirnya pada waktu tengah malam datanglah gerbong baru yang mereka tunggu-tunggu.
   Totto chan mempunyai seorang teman akrab bernama Yasuaki chan. Mereka senang melakukan petualangan. Namun sayang, belum lama mereka menjalin persahabatan Yasuaki chan meninggal karena penyakit polio.
  Perang dunia kedua mulai melanda Jepang sekolah yang sangat mereka cintai hancur terbakar akibat bom yang dijatuhkano oleh pesawat amerika di langit Tokyo. Semua canda tawa mereka seakan sirna dan tidak berbekas. Totto chan dan teman-temanya berpisah untuk mengungsi ketempat yang aman serta berharap bisa bertemu di lain waktu.


Kelebihan       :
●Buku yang mengajarkan sebuah metode pendidikan yang sebenarnya. Dimana siswa tetap senang dengan pelajaran sekolah yang sesuai dengan bakat dan minat siswa tanpa kekangan.
●Buku ini menampilkan karakteristik seorang guru dan kepala sekolah yang patut di contoh. Seperti guru yang penyayang dan bijaksana.
●Mengajarkan kita tentang arti persahabatan yang sebenarnya tanpa memandang perbedaan.
●Buku ini juga menampilkan sosok orang tua yang sabar menghadapi masalah yang dialami anaknya dan tetap menyayangi anaknya yang berbeda dengan anak-anak sebayanya.

Kekurangan :
●Bahasa yang digunakan masih menggunakan kata yang sering diulang.
●Pada pertengahan cerita dirasa cukup membosankan.

Unsur intrinsik           :

1.     Tema
Temanya adalah pendidikan. Buktinya “Totto chan mencari sekolah yang sesusai dengannya.”


2.     Tokoh dan Penokohan

Tokoh
Penokohan
Bukti
●Totto chan

Memiliki rasa ingin tahu yang besar dan berani
●Totto chan selalu penasaran dengan hal baru yang ia lakukan, seperti membuka dan menutup laci meja secara berulang-ulang dan memasukkan kepanya kedalam kakus. Ia melakukanya tanpa ada rasa takut.
●Mama Totto chan

Sabar dan penyayang

●Mama tidak pernah menyalahkan Totto chan, walaupun ia telah di keluarkan dari sekolah dan mama tetap menyayangi Totto chan yang dianggap nakal oleh guru SD pertamanya.
●Pak Kobayasi

Baik hati dan bijaksana
●Pak Kobayashi menerima Totto chan sebagai murid baru di sekolahnya, walaupun Totto chan memiliki sifat yang berbeda dengan anak-anak sebayanya dan ia mendidik murid-muridnya dengan bijaksana.
●Yasuaki chan

Suka berpetualang dan periang
●Yasuaki chan suka melakukan petualangan dengan Totto chan dan ia sering membuat teka-teki humor yang membuat teman-temanya tertawa.


3.     Latar

Latar Tempat
Bukti
Sekolah Tomoe Gakuen

Totto chan memiringkan kepalanya untuk membaca nama sekolah barunya yang bernama Tomoe Gakuen.
Kota Tokyo

Mama tetap tinggal di Tokyo bersama Papa yang harus bekerja.
Stasiun Jiyugaoka
Mereka turun dari kereta Oimachi di Stasiun Jiyugaoka.

Latar Waktu
Bukti
Siang Hari
Jam makan siang yang sudah dinanti-nantikan Totto chan dengan tak sabar.
Sore Hari
Setiap pulang sekolah di sore hari, pakaiannya selalu robek.
Malam Hari
Sekolah Tomoe Gakuen terbakar, kejadiannya pada malam hari.

Latar Suasana
Bukti
Menyenangkan
“Asyik!” semua murid berteriak sambil melompat-lompat, karena akan berenang di kolam sekolah.
Menegangkan
Pesawat-pesawa itu akhirnya muncul di langit Tokyo dan mulai menjatuhkan bom setiap hari.
Menyedihkan
Para murid Tomoe masih merasa sedih, karena Yasuaki chan telah meninggal.

4.     Alur
Alur ceritanya adalan mundur. Karena sang penulis menceritakan kehidupan masa lalunya ketika masih sekolah dan terjadi perang dunia II di Jepang.

5.     Sudut Pandang
Sudut pandang penulis adalah orang ketiga sebagai pengamat. Buktinya terletak pada kalimat “ Hari itu hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim semi. Pak Kobayashi berdiri di depan anak-anak yang berkumpul di halaman sekolah. Seperti biasa, tangannya dimasukkan ke dalam saku. Tapi, tapi kali ini dia tidak mengatakan apa-apa sampai beberapa lama. Kemudian dia mengeluarkan tangan dari saku dan memandang anak-anak. Kelihatannya dia baru menangis.”


6.     Gaya Bahasa
Gaya bahasa novel Totto chan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Karena novel ini di terbitkan pada tahun 1981, yang pada masa itu masyarakat masih menggunakan bahasa baku.

7.     Amanat
Sabar dan tetap semangat dalam mencari ilmu, walaupun terkadang ada kendala yang menghadang. Buktinya “Totto chan tetap semangat walaupun ia telah di keluarkan dari sekolah pertamanya dan dengan cepat ia beradaptasi dengan sekolah barunya.”

Unsur Ekstrinsik :
1.     Sejarah Pengarang


Tetsuko Kuroyanagi lahir 9 Agustus 1933 di Tokyo. Tetsuko Kuroyanagi adalah seorang aktris Jepang internasional yang terkenal, seorang pembawa acara talk show, seorang penulis buku anak terlaris , World Wide Fund untuk penasihat Alam, dan Goodwill Ambassador untuk UNICEF. Dia terkenal dengan karya amal, dan dianggap sebagai salah satu selebriti Jepang pertama yang mencapai pengakuan internasional. Pada tahun 2006, Donald Richie dimaksud Kuroyanagi dalam bukunya Potret Jepang: Foto-foto Orang yang berbeda-beda sebagai "yang paling populer dan dikagumi wanita di Jepang" .
Pada tahun 1981 menandai sebuah titik balik dalam karirnya, sebagai anak-anak Kuroyanagi menerbitkan bukunya Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela, di mana Kuroyanagi menulis tentang nilai-nilai pendidikan konvensional yang ia terima di sekolah Tomoe Gakuen dasar selama Perang Dunia II, dan gurunya Sosaku Kobayashi. Buku ini dianggap memoar masa kecilnya, dan setelah rilis, menjadi buku laris dalam sejarah Jepang. Buku ini pertama kali diterjemahkan ke Bahasa Inggris tahun 1984 oleh Dorothy Britton, dan diterbitkan di lebih dari 30 negara.

2.     Nilai-nilai Dalam Cerita
·  Nilai Agama
Nilai agama yang terkandung pada cerita novel tersebut adalah berdoa kepada tuhan. Buktinya “ Para murid Tomoe Gakuen melantunkan doa-doa diiringi
dentingan piano layaknya para peziarah yang mendaki gunung Fuji.”
· Nilai Sosial
Nilai social yang terkandung adalah Teman-teman Yasuaki chan dengan suka rela menghadiri dan mendoakan Yasuaki chan yang telah meninggal. Buktinya“Dengan tertib murid-murid dari Tomoe Gakuen menghadiri pemakaman Yasuaki chan. Mereka sedih menyadari teman baik mereka telah tiada.”
· Nilai Budaya
Nilai budaya yang tekandung adalah tradisi perjamuan minum teh di Jepang. Buktinya “teh hijau diminum berkali-kali sepanjang hari di Jepang, tapi itu tidak di hubungkan dengan kegiatan menjamu. Karena memakai teh bubuk khusus, sehingga dalam upacara minum teh itu menjadi berbeda.”
·  Nilai Moral
a.     Nilai moral yang buruk yaitu, perilaku guru SD pertama Totto chan yang terlalu mempersoalkan perbedaan pada diri Totto chan dan mengeluarkannya dari sekolah. Buktinya “Setelah berkata demikian, guru itu bangkit berdiri dan mengucapkan  kalimat penutup dengan dingin, “saya bukan satu-satunya guru yang kesal. Guru di kelas sebelah juga mendapat kesulitan.” Jelas pada saat itu Totto chan telah dikeluarkan dari sekolahnya.”
b.     Nilai moral yang baik yaitu, kepala sekolah Tomoe Gakuen yang sabar dengan perilaku Totto chan. Buktinya “ kebanyakan orang dewasa akan marah apabila mendapati Totto chan tengah mengeluarkan kotoran dari dalam kakus untuk mengambil dompetnya yang tercebur. Namun, Pak Kobayasi hanya tersenyum sambil berkata,” masukkan kembali jika sudah selesai, ya.”

6 komentar:

  1. thankyou for help me doing my school task by posting this kind of articles! :D

    BalasHapus
  2. <a href="http://www.nekonimev2.web.id>NEKONIMEV2</a>

    BalasHapus
  3. Emm, saya pikir novel ini memiliki latar belakang yang unik, novel dengan penuh nilai pendidikan dan moral ini wajib NEKONIMEV2 tonton

    BalasHapus
  4. Ingin tau unsur psikologi pendidikan dari cerita ini

    BalasHapus
  5. ma kasih ya, PR saya jadi jauh lebih mudah

    BalasHapus